MENTRA, Jakarta – M. Fadly Ramadhan Siregar, Ketum PW PII Sumut Periode 2023-2025 memenuhi undangan RRI Medan untuk berdiskusi melalui Dialog Pro Aspirasi Sumut beberapa pekan yang lalu.
Visi Indonesia Emas 2045 adalah sebuah cita-cita luhur yang mengharuskan seluruh komponen bangsa, termasuk PII Sumatera Utara, untuk turut berkontribusi. Pendidikan sebagai fondasi utama pembangunan manusia, memegang peran yang sangat krusial.
“Kondisi pelajar hari ini yang semakin memprihatinkan, degradasi moral, penyimpangan prilaku, maraknya konvoi pelajar dan angka putus sekolah yang tinggi”, ujar Fadly saat ditemui tim Mentra.id, Selasa (13/8/2024).
Selanjutnya Fadly menerangkan, bahwa angka putus sekolah di Sumatera Utara masih menjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, namun angka putus sekolah di beberapa daerah masih tergolong tinggi. Data Kemendikbud tahun 2023, kumulatif nasional anak putus sekolah tingkat SD sebanyak 40.623 anak, tingkat SMP sebanyak 13.716 anak.
Pada tingkat provinsi, Sumatera Utara menempati posisi kedua anak putus sekolah, dengan jumlah 7,6 ribu anak. Sedangkan se-Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang menempati posisi pertama dan kedua terbanyak anak putus sekolah tingkat SD/ SMP.
“PII Sumut terus konsisten melakukan pembinaan terhadap pelajar di berbagai daerah Sumatera Utara, yakni dengan melaksanakan Leadership Basic Training (Latihan Kepemimpinan) setiap musim liburan sekolah,” kata Fadly.
Diketahui Leadership Basic Training telah terlaksana di Kota Medan, Kota Tanjungbalai, dan Kabupaten Labuhanbatu.
“Dalam pelaksaan kemarin saya melihat banyak sekali permasalahan pelajar yang ada, seperti halnya di Medan kita temui anak-anak yang menjadi pelaku tawuran dan geng motor, sedangkan di Tanjungbalai kita temui maraknya kejahatan media sosial atau cybercrime berkedok penipuan online atau biasa diistilahkan Palodes,” ungkapnya.
Hal inilah yang menjadi pendorong baginya untuk terus berkontribusi dan penjadi pelopor penggerak kemajuan Ummat dan Bangsa sehingga Indonesia Emas bukanlah hanya sebuah opini atau wacana belaka, tetapi adalah optimisme yang nyata.
Disisi lain melalui sambungan telepon, Mantan Deputi Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Sakhyan Asmara, menyampaikan pentingnya peran pelajar Islam dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Sakhyan menekankan perlunya membangun moral dan karakter generasi muda.
“PII harus memainkan peran strategis. PII memiliki organisasi di tingkat basis dan harus berkoordinasi dengan aparat setempat. Di jajaran pemerintahan, mulai dari presiden hingga kepala desa, kebanyakan bekerja pada soal-soal administratif. Jarang sekali kita dengar kepala lingkungan bekerja untuk menjaga moral masyarakatnya atau melakukan aktivitas yang bisa membangun, seperti mencegah terbentuknya geng motor,” ujarnya.
Sakhyan mengusulkan agar PII bekerja sama dengan kepala lingkungan atau kelurahan untuk melakukan edukasi dan pencerahan kepada anak-anak muda, serta melakukan pemantauan yang lebih efektif.
“Masalah-masalah moral ini sangat krusial, dan kemajuan suatu bangsa selain bergantung pada moral, juga pada inteligensi. Oleh karena itu, PII harus memainkan peran strategis,” kata Sakhyan.