Oleh : Kevin Prayoga
Sebagai mahasiswa yang aktif berkegiatan didalam dan diluar kampus saya merasa mendapat tantangan tersendiri. Karna harus mengimbangi prestasi akademik dengan karir sebagai aktivis di luar kampus. Namun ketika benar-benar dijalani dengan tulus dan ikhlas itu tidaklah menjadin persoalan yang sulit. Buktinya nilai saya dikampus tetap bernilai A dan karir di luar kampus pun tidak terganggu.
Apalagi sekarang ditambah dengan bantuan beasiswa pemimpin muda dari Lazisku Pusat yang sangat membantu proses perkulihan saya. Dengan adanya beasiswa tersebut memantik semangat saya untuk terus berbuat dan berdampak untuk hal-hal yang baik.
Keseimbangan antara peran akademik dan aktivisme tidak selalu mudah, namun saya meyakini bahwa keduanya saling melengkapi. Prestasi akademik memberi saya pengetahuan dan kredibilitas, sementara aktivitas organisasi memberikan saya pengalaman praktis dan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks nyata. Dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi, saya berusaha untuk terus tumbuh dan memberikan kontribusi terbaik bagi kampus dan masyarakat.
Setiap hari adalah kesempatan baru bagi saya untuk belajar, berbagi, dan berkontribusi, baik sebagai mahasiswa yang berprestasi maupun sebagai aktivis yang berdedikasi. Saya yakin bahwa dengan semangat dan kerja keras, saya dapat mencapai impian saya untuk menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif di tengah masyarakat.
Saya baru saja menyeleseikan salah satu program dari Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka yaitu program pertukaran mahasiswa merdeka yang dilaksanakan selama satu semester. Program ini menjadi salah satu prorgam dibawah Kementrian Pendidikan yang paling banyak diminati. Saya beruntung bisa menjadi salah satu mahasiswa dari kampus saya yang berhasil lolos dalam seleksi program ini. Kebetulan kampus yang saya ambil adalah salah satu kampus Muhammadiyah yang ada di Jakarta.
Yaitu Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka yang dekat sekali dengan kantor Lazisku Pusat. Selain itu saya juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memperluas silaturraahmi dengan berbagai kalangan. Baik itu teman-teman Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia maupun pihak lainnya. Sehingga itu membuat relasi dan jaringan yang saya punya semakin meluas.
Namun ada hal yang amat saya sayangkan, yaitu tidak bisa nya saya bergabung untuk terlibat didalam training PII semester ini. Kenapa saya sayangkan karena dari 2016 saya bergabung dan resmi menjadi kader PII, sejak itu pula saya tidak pernah absen untuk selalu terlibat didalam training PII tiap semesternya. Baik itu menjadi panitia ataupun tim instruktur. Maka sekalinya tidak terlibat, rasanya ada yang kurang dan menjagal terasa di hati. Bisa dikatakan liburan saya tiap semesternya itu selalu berada di lokasi training PII.
Sejak aktif di PII lah kepekaan saya akan bagaimana dunia pendidikan di Indonesia ini tumbuh. Selalu dalam berbagai diskusi saya dan teman-teman PII lainnya mencoba agar bisa memberikan solusi alternatif untuk pendidikan yang tidak layak di sekolah. Maka dari itu dari sekian banyak wadah yang ada, saya lebih memilih PII sebagai wadah dalam memperjuankan isu-isu pendidikan karena sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dan cita-cita PII itu sendiri. Yaitu “kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan islam bagi segenap umat islam dan umat manusia”
Kemudian terakhir adalah harapan saya untuk Lazisku Kemandirian Umat agar lembaga ini terus tumbuh dan berkembang menjadi pilar utama dalam mewujudkan kemandirian umat. Saya berharap Lazisku mampu menjadi motor penggerak dalam pemberdayaan ekonomi umat melalui program-program yang inovatif, berkelanjutan, dan tepat sasaran.
Saya juga berharap Lazisku dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana zakat, infaq, dan sedekah. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap Lazisku semakin kuat, dan lembaga ini dapat lebih efektif dalam menjalankan misinya.
Selain itu, saya berharap Lazisku Kemandirian Umat dapat membangun kolaborasi yang erat dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun lembaga lainnya, sehingga tercipta sinergi yang kuat dalam upaya pemberdayaan umat. Saya yakin, dengan kerja keras dan komitmen yang tinggi, Lazisku akan mampu memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian umat yang berkelanjutan.