Oleh : Mohammad Royhan Daestaki
Pada tanggal 4 Oktober 2000, Banten resmi menjadi sebuah provinsi atas perpisahan dari Provinsi Jawa Barat sebelumnya, yang dikala itu menjadi sorotan nasional di tanah air. Banten berdiri menjadi sebuah provinsi tatkala tidak hilang dari beberapa aktivis PII yang menjadi tokoh tokoh pemisah Banten dari Jawa Barat.
Tokoh tersebut seperti Uwes Qorni (Ketua Umum PW PII Jawa Barat Pada Masanya dan Asli Kelahiran Rangkasbitung – Lebak), kemudian ada Hasan Alaydrus (Ketua Umum PW PII Jawa Barat Pada Masanya Dan Asli Kelahiran Kabupaten Lebak), Embay Mulya Syarief (Tokoh Banten/Tokoh PII Banten), Tryana Sjamun (Tokoh PII Banten).
Tokoh yang disebutkan itu adalah tokoh yang mendirikan Banten menjadi sebuah provinsi sendiri. Kemudian setelah 3 bulan pemisahan Provinsi Banten dari Jawa Barat, dikala itu PW PII Banten Pertama Lahir Dengan Ketua Umumnya Aziz Ahmad, Periode 2000-2002. Hingga Saat Ini Gerakan Pelajar Islam di Banten Sangat Masif dan Aktiff Dalam mengelola ummat pelajar di Banten .
Kolaborasi adaptif merujuk pada pendekatan kerja sama di mana individu atau kelompok dapat menyesuaikan diri dengan perubahan situasi, kebutuhan, atau tantangan yang muncul selama proses kerja.
Dalam konteks ini, setiap anggota tim berkomitmen untuk beradaptasi dengan metode baru, berbagi pengetahuan secara fleksibel, dan membuat penyesuaian dalam strategi kerja untuk mencapai tujuan bersama. Pendekatan ini penting dalam lingkungan yang dinamis dan kompleks, di mana kondisi bisa berubah dengan cepat.
Sinergitas Pelajar Islam di Tanah Jawara Menjadi salah satu pelopor kemajuan ummatoelajar di provinsi Banten, PII siap berkolaborasi dan melaksanakan serta kawal pendidikan hingga tuntas agar mendapatkan kualitas dan mutu terjamin. Seperti pada Profil Ideal Kader bahwasannya terdapat Sifat Muslim, Cendekia, Pemimpin disitu menjadi landasan sikap PII menjadi seorang kader dan anggota
Kolaborasi Beasiswa Pemimpin Muda
PB PII bersama Lazisku menggagas program beasiswa pemimpin muda atau Beasiswa 1000 Kader yang mana disampaikan oleh Ketua Umum PB PII Abdul Kohar Ruslan.
“Bahwa ini menjadi bentuk keseriusan PB PII dalam mengkawal pendidikan, terlebih banyak kader PII dengan ekonomi dibawah rata rata yang membutuhkan sentuhan itu” ujarnya.
Dengan proses tahapan berkepanjangan, PII & Lazisku berkomitmen menyempurnakan tri komitmen PII dan pendidikan di bumi Nusantara ini. Fariski Adwari Sebagai tokoh utama yang menggagas program beasiswa ini mengharapkan agar beasiswa dapat digunakan untuk kemakmuran kader PII di tanah air Indonesia.
“Saya berkesan dan harus mengesankan bahwasannya program ini kita jalankan bersama dan kita bantu teman-teman atau kader PII se Nasional mendapatkan kelayakan pendidikan yang di tempuh” tuturnya.
Tentunya ini menjadi harapan yang sangat besar bahwa PII siap kawal masyarakat umat pelajar di ranah pendidikan. Sinergi beasiswa pemimpin muda dan PII dapat melahirkan para pemimpin muda yang aktif kreatif dan inovatif dalam prestasi akademik dan non akademik dan juga peduli terhadap lingkungan, baik isu yang muncul di lokal nasional maupun internasional.