MENTRA, Jakarta – Departemen Media dan Kajian Isu Bidang Komunikasi Umat menggelar kajian Bullying Nasional dengan tema “Peran Pelajar Islam Indonesia (PII) dalam memerangi Bullying” memalui via zoom, Sabtu, (2/3/2024).
Dalam kesempatan kali ini, Melisa sebagai Pemantik Kajian Bullying selaku Guru Bimbingan Konseling SD Islam Al Fahd yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Kursus Bidang Kaderisasi PB PII, mengatakan, bahwa di dunia pendidikan, bullying ini sudah sangat marak. Secara data 50% perundungan di tingkat SMP.
“Anak-anak saat ini jika merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan dapat dilaporkan, sampai guru terabaikan karena kewalahan,” ujarnya.
Selanjutnya, Farida Aini, Dosen Psikolog di Universitas Pancasila yang juga Founder Farida Aini Consulting, menyebutkan, adapun situasi online ataupun offline, tetap terjadi bullying karena memang dalam situasi apa saja
“Jenis-jenis perundungan bisa lewat verbal atau pun non verbal. Terkait sosialisasi itu sebenarnya lengkap dan selalu ada bahkan dengan menggunakan verbal pun ada,” ungkapnya.
Farida, menambahkan, perundungan sendiri ternyata mempunyai peran-perannya seperti assisten (membantu), reinforcer (penyetuju), defender (pembela aktif) dan bystander (saksi namun pasif). Dampaknya secara psikologis, ternyata dapat terlihat di barga diri rendah, depresi, kecemasan, prestasi akademik turun dan kesepian.
“PII harus punya pada posisi defender yang sangat aktif bukan sebagai pelaku. Pencegahan dengan cara edukasi, menetapkan aturan/kebijakan, intervensi secara langsung,” tambahnya.
Farida, melanjutkan, jadilah Pelaku untuk penguat dan deffender yang kuat serta rasa kasih sayang terhadap kasus bullying ini. Jangan pernah menjadi pelaku yang membully tapi sebagai orang yang selalu terdepan mengatakan stop bullying.