Mentra – Gelombang aksi tragis melibatkan pelajar di Indonesia kembali mencuat. Baehaki, seorang aktivis pelajar sekaligus Ketua Bidang Komunikasi Umat (Kabid KU), PW PII Banten, menyoroti kinerja Mabes Polri kemudian menyampaikan kritik terhadap upaya pencegahan yang dianggap minim.
Kabid KU, PW PII Banten, Kiki Baehaki, mengatakan, pada bulan November angka tawuran di pulau Jawa semakin meningkat khususnya di daerah Jakarta, Jawa tengah dan Banten.
“Tawuran dan pembacokan yang sudah tidak asing lagi terdengar oleh semua elemen masyarakat, ini jelas membuat orang tua pelajar khawatir akan keselamatan anaknya yang sedang sekolah,” ujar Baehaki saat ditemui Tim Mentra.id, Selasa (21/11/23).
Baehaki, menambahkan, kinerja Mabes Polri perlu lebih fokus dan lebih tegas untuk menugaskan kepolisian di daerah-daerah yang rawan, demi stabilitas kehidupan masyarakat khususnya di kalangan pelajar. Selanjutnya, Polri harus lebih mengupayakan bentuk pencegahan daripada penanganan atas terjadinya insiden.
“Sudah seharusnya Mabes Polri bekerja sama dengan Dinas pendidikan atau organisasi pelajar untuk melakukan upaya pencegahan, bila perlu himbauan dengan orang tua siswa bukan hanya menindak. Karena penting, demi keselamatan,” tambahnya.
Kabid KU PW PII Banten, melanjutkan, aksi kekerasan antar pelajar semakin memprihatinkan berbagai kalangan, maka perlunya kolaborasi antara polisi dan sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan damai bagi para pelajar.
“Karena polisi sebagai pemelihara keamanan, pemberi perlindungan, dan pengayom masyarakat, fokus pada upaya pencegahan sehingga kinerja polisi hadir sebelum terjadi kejadian,” tutupnya.