Mentra – Jum’at, 11 Agustus 2023 sekelompok mahasiswa yang mengatas namakan Cipayung Plus UIN Raden Fatah Palembang melakukan kegiatan Aksi untuk menggugat PBAK 2023.
Adapun organisasi mahasiswa yang terdiri dari Cipayung Plus yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia.
Dalam tuntutannya mereka menyuarakan terkait keadilan dan keberpihakan untuk PBAK di 2023, dimana 4 kelompok Organisasi Mahasiswa yang bernaung di UIN Raden Fatah Palembang ini tidak mendapatkan porsi yang sama dalam merayakan PBAK yang menjadi momentum tahunan kampus. Salah satu yang paling penting yakni Inagurasi/penampilan organisasi dihadapan Mahasiswa Baru 2023.
Setelah selesai aksi mereka pun ingin meminta agar bisa berdialog langsung dengan Rektor, karena kebijakan yang mengatakan bahwa Organisasi Ekstra seperti IMM, HMI, PMII dan KAMMI tidak boleh tampil di Inagurasi adalah kebijakan Rektor yang diturunkan kepada Wakil Rektor III serta melalui Wakil Dekan III FITK yang juga diamanahkan sebagai Ketua Panitia PBAK 2023 dari kalangan dosen.
Setelah selesai aksi, mereka pun lanjut ke Gedung Rektorat Kampus A pada pukul 14.00. Karena Rektor sedang ada tamu dari Irjen Kemenag akhirnya mereka disuruh menunggu di ruang teras Rektorat, tiba lah pada pukul 17.32 Rektor pun turun dan hendak menyelesaikan aktivitas. Dikarenakan Gabungan dari Cipayung UIN telah menunggu lama kehadiran Rektor, sehingga mereka ingin berdialog walau sebentar. Namun, situasi pun tidak kondusif, Rektor penuh dengan pengawalan dari Satpam kampus akhirnya tiba ketika Rektor memasuki mobil terjadilah kericuhan antar gabungan mahasiswa yakni Cipayung Plus dengan satpam UIN Raden Fatah Palembang.
Edrian perwakilan dari Komisariat PMII UIN Raden Fatah mendapatkan tindakan yang tidak etis dari salah seorang satpam, dia mendapatkan pukulan dibagian kepala dan membuat suasana menjadi ricuh tidak terkendali.
Dilain sisi, Alzani dari perwakilan Koorkom HMI UIN Raden Fatah mendapatkan perlakuan yang sama. Dengan sangat jelas yang dibuktikan oleh video, bahwa leher nya dicekik oleh seorang Satpam UIN Raden Fatah sampai digiring mundur serta diajak duel oleh satpam tersebut.
Menanggapi peristiwa yang terjadi serta dialami oleh kader nya sendiri, Syaidina Ali selaku Ketua Umum Komisariat PMII UIN Raden Fatah angkat bicara.
Ali mengatakan bahwa mereka merasa dirugikan atas insiden kekerasan tersebut, yang dimana Kader bahkan korban menjabat sebagai Sekretaris Umum atau orang nomor kedua di struktural Komisariat PMII UIN Raden Fatah Palembang.
“Kami Keluarga Besar PMII UIN Raden Fatah menuntut kepada Rektor agar memberhentikan satpam yang telah melakukan tindakan kekerasan kepada kader terbaik kami,” ujarnya.
Ali juga menambahkan dengan keras kami meminta kepada pelaku untuk segera meminta maaf kepada Keluarga Besar PMII UIN Raden Fatah dalam kurun waktu 1×24 jam. Apabila dua hal tersebut tidak terjadi, maka kami akan mengambil tindakan keranah hukum.
Senada dengan Syaidina Ali, M. Syahidallah selaku Ketua Umum Koorkom HMI UIN Raden Fatah memberikan respon demikian.
“Adanya kejadian intimidasi dan tindakan kekerasan dilingkup kampus islami yang telah ternodai oleh Satpam UIN kepada kader HMI, maka kami Keluarga Besar HMI mengutuk keras kejadian tersebut dan meminta kepada Rektor UIN Raden Fatah Palembang agar memecat dengan segera satpam yang telah menodai dan melukai hati Keluarga Besar HMI UIN Raden Fatah,” ucapnya.